Bahwasanya
menjadi guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Mengajar dan mengajari
anak manusia dengan penuh harapan agar anak manusia itu dapat menjadi
orang yang berguna kelak. Sejak SMA tak ada niat saya untuk menjadi
guru. Karena niat awal dalam cita-cita saya adalah menjadi pelawak. Ya!
kenapa pelawak? karena pelawak waktu saya kecil adalah hal yang saya
gandrungi.
Berbeda
rasanya ketika saya menjadi murid dulu. Ketika zaman masih belum
secanggih sekarang. Zaman ketika internet masih menjadi hal yang sangat
mewah sekali. Zaman ketika mesin tik masih menjadi primadona.
Sekarang!
Teknologi
serba canggih. Jejaring sosial seolah menjadi sosok maha penting.
Twitter, facebook, my spice dll. Hingga guru yang mengajarnya lebih
penting dari sosok itu. Ah! positifkah itu? saya rasa sebagai guru itu
postif-posif saja. Asal tidak berpengaruh pada psikologis dia dalam
belajar. Artinya ada penyakit malas disana ataupun sikap tidak
menghargai. Karena kecanggihan sekarang cenderung menjadikan pelajar
menjadi "nakal".
Ada
sebuah petikan kalimat dari lirik lagu band Efek Rumah Kaca dalam
lagunya yang berjudul kenakalan di era informatika, yakni " ketika
birahi yang juara". Penggalan kalimat ini mengisyaratkan bahwa nafsu
yang ada dibenak para remaja sekarang telah memperbudak dirinya sendiri.
Ini tantangan buat para guru dimanapun!
Posting Komentar